Pondok Pesantren Sulamul Huda Gelar Diklat Pembelajaran Al-Quran untuk Santri Kelas Akhir
Pondok Pesantren Sulamul Huda selenggarakan diklat pembelajaran metode cepat tanggap belajar Al-Quran An-Nahdliyah. Acara itu berlangsung selama empat hari berturut-turut. Jumat (5/5) menjadi hari pembuka pelatihan pembelajaran Al-Quran tersebut, kemudian ditutup pada Selasa (9/5). Kegiatan ini merupakan acara perdana yang digelar pondok pesantren Sulamul Huda untuk santri kelas akhir. Lewat kegiatan tersebut santri yang saat ini duduk di bangku kelas tiga madrasah aliyah (MA) diharapkan memiliki ilmu dan pengetahuan bagaimana mengajar Al-Quran dengan metode yang diusung, sehingga kelak dapat diamalkan di lingkungan masyarakat.
Muhammad Irfan Riyadi dalam sambutannya menyampaikan, apapun kelak profesi atau kesibukan yang digeluti, sebisa mungkin para santri setelah lulus bisa berkecimpung dan berkontribusi untuk mengajarkan Al-Quran. Pihaknya juga membeberkan hadis perihal keutamaan mempelajari dan mengajarkan Al-Quran. Khoirukum man ta’allamal-qur’aana wa ‘allamah (HR. Bukhari), artinya sebaik-baik di antara kalian adalah yang mengajarkan Al-Quran dan mengamalkannya.
39 santri kelas akhir dibekali cara belajar membaca Al-Quran dengan baik dan benar mulai dari belajar makhorijul huruf, penyajian jilid satu hingga jilid enam. Tak hanya membahas teori, para santri juga diminta praktik secara langsung dari pelafalan huruf demi huruf, membaca kalimat demi kalimat, dan ditutup dengan evaluasi dari setiap jilid. Para pemateri sengaja didatangkan khusus dari majelis pembimbing Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) kabupaten Ponorogo. Di antara pemateri yang dihadirkan adalah ustaz Machrus Junaidi, Ustaz Teguh Widadi, Ustaz Sugiono, Ustaz Mahmud Suyuti, dan Ustaz H. Wahib Masduki.
Acara berlangsung santai tapi tetap serius. Peserta diklat menyimak penuh antusias, tak jarang pemateri menyelipkan humor-humor di sela-sela pemberian materi. Suasana menjadi lebih cair dan rileks. Hal ini dirasakan oleh Ali santri asal Lampung. Pihaknya merasa beruntung dan senang mengikuti diklat pembelajaran Al-Quran yang berlangsung selama empat hari tersebut. “Alhamdulillah, rasanya senang. Meski sebelumnya sudah bisa ngaji tapi jadi lebih paham dengan metode yang diberikan. Saya juga bisa mengulang beberapa materi tajwid, di samping itu saya jadi lebih ngerti bagaimana cara menyampaikan atau mengajarkan Al-Quran terlebih materi Iqra’ ke santri atau anak didik kalau misalnya kelak mengajar,” ujar Ali.
“Meski belajar Al-Quran tapi pembawaan para guru terasa santai. Para guru yang datang sabar-sabar dan telaten. Pembelajaran Al-Quran terasa lebih rileks. Semoga kegiatan positif seperti ini bisa terus diselenggarakan untuk membekali pengetahuan dan pengalaman santri,” tutup santri yang saat ini duduk di kelas akhir itu.
Pondok pesantren Sulamul Huda selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas santri. Kegiatan pembelajaran Al-Quran diharapkan mampu membekali santri untuk mengetahui metode dan cara bagaimana mengajarkan Al-Quran. Selain itu bekal ini juga diharapkan bisa menjadi pegangan santri kelas akhir untuk terjun di masyarakat.
Pewarta : Ikhsanudin / Tim Humas dan SUHU Media